Semua usai sebagaimana semestinya.
Banyak waktu yang dihabiskan untuk merenung, bagaimana bisa kamu bertemu denganku dalam versi paling buruk yang pernah aku punya. Tak ingin menyebutnya pertemuan sengaja, tak ingin pula mengingat bahwa kita pernah lebih dari sekedar kita. Mereka bilang, waktu adalah penyembuh luka hati, kalimat itu, tak benar. Izinkan aku menyudahi yang seharusnya disudahkan sedari dulu sekarang. Kusudahi, namun tak ingin melupa. Lantunan doa akan masih sama. Dan sekarang, akan bertambah banyak, karena memang sepantas itu kamu mendapatkannya. Semoga-semoga sederhana akan selalu kugemakan setiap saat. Seperti; semoga kedua sisi bantal kamu akan selalu dingin ketika kamu tidur, semoga tak ada macet yang akan kamu temui ketika hendak pergi untuk mengisi kelas di sore hari. Atau juga semoga seperti; semoga ruang makanmu tak pernah sepi, selalu ada yang menemani kamu menyantap menu favorit itu, semoga ada yang mengingat hari lahirmu dan merayakannya bersama. Dan semoga , kamu dikelilingi banyak kasih ya